Banyak sekali cerita dan versi mengenai SUKU LOM. Untuk artikel yang satu ini bagus untuk di baca. Lumayan lah untuk menambah pengetahuan dan menambah isi Blog.
Propinsi Kepulauan Bangka Belitung saat ini memiliki 1 kota dan 6 kabupaten. Salah satunya Kabupaten Bangka Induk yang memiliki 7 kecamatan. Diantaranya Kecamatan Belinyu merupakan wilayah kecamatan terluas kedua setelah Kec. Mendo Barat dan mempunyai penduduk terbesar kedua setelah Kec. Sungailiat pada Kab. Bangka Induk. Belinyu dengan luas wilayah : 546,50 km 2, dengan batas wilayah bagian utara : Laut Natuna, Selatan & Timur: Kec.Riau Silip, serta bagian Barat berbatas dengan Teluk Kelabat. Kecamatan yang saat ini dipimpin seorang camat putra daerah utara P.Bangka asal Pangkalniur Bapak Drs. Yeri, berpenduduk : 38.681 jiwa dengan kepadatan penduduk : 70,78 / km 2 , memiliki 3 Kelurahan, 5 Desa Definitif, dan 31 Dusun / lingkungan. Diantaranya, Dari Desa yang ada terdapat Suku Lom di Dusun Air Abik di area Desa Gunung Muda berjarak 20 Km dari Ibukota Kecamatan Belinyu , 56 Km dari Ibu Kota Kabupaten Bangka Induk Kota Sungailiat,dan 67 Km dari Ibukota Propinsi Kep. Babel Kota Pangkalpinang. Air Abik dengan Suku Lomnya memiliki
sejuta Misteri magis dan merupakan suku Tertua di Pulau Bangka. “ASAL MUASAL SUKU LOM AIR ABIK & MAPUR” Dusun magis di Pulau Bangka dan banyak menyimpan misteri identik dengan Dusun Air Abik, yang secara administratif masuk wilayah Kecamatan Belinyu Kabupaten Bangka Induk, tepatnya di wilayah administratif Desa Gunung Muda.
Dusun Air Abik lebih tua dibandingkan Dusun Mapur yang masuk wilayah Kecamatan Riau Silip saat ini. Disebut-sebut sebagai Suku Lom dengan konotasi belum menganut agama resmi yang diakui pemerintah RI, karena masih kuat memegang tradisi nenek moyangnya. Dalam perkembangan sejarahnya, beberapa warga Air Abik pindah dan mengembangkan Dusun Mapur.Asal usul Suku Lom masih merupakan silang pendapat diantara pemerhati budaya dan sejarawan lokal. Diantaranya adalah Ketua Lembaga Adat Propinsi Kepulauan Bangka Belitung Bapak Sulaiman yang memperkirakan Suku Lom merupakan keturunan dari Masyarakat Kerajaan Majapahit Pulau Jawa, yang lari karena tidak mau menerima Agama Islam sekitar abad ke-16 M.
Kaum pelarian itu menyeberangi laut untuk mencari penghidupan baru dan terdampar di Tanjung Tuing (Kecamatan Belinyu Pulau Bangka saat ini). Lalu mereka memasuki ke pedalaman di daerah Desa Gunung Muda dan membuat perkampungan di tengah hutan yang tersembunyi. Karakter nya sebagai orang pelarian membuat suku itu hidup dengan menutup diri dari dunia luar.Menurut budayawan muda Babel di Pangkalpinang, Wily Siswanto, memperhitung kan Suku Lom berasal dari Komunitas Vietnam yang mendarat dan menetap di daerah Gunung Muda, Belinyu, sekitar abad ke-5 Masehi. Sementara itu, seorang Antropolog berasal dari Norwegia bernama Olaf H Smedal pada tahun 1980 an pernah tinggal beberapa tahun di tengah Suku Lom Air Abik Desa Gunung Muda Kec. Belinyu.Hasil riset dan observasi langsung di tengah pedalaman hutan Air Abik tempat Suku Lom berada.
Olaf H Smedal, berhasil menulis sebuah buku tentang Orang / Suku Lom yang berjudul: Preliminary Findings on a Non-Muslim Malay Group in Indonesia (1988). Menurut Smedal, terdapat catatan anonim berangka tahun 1862 yang menceritakan dua legenda asal –usul Suku Lom. Kedua legenda itu masih hidup di tengah-tengah Suku Lom hingga sekarang. Salah satu legenda menceritakan, sekitar abad ke-14 Masehi, sebuah kapal yang ditumpangi sekelompok orang dari Vietnam terdampar dan rusak di Pantai Tanjung Tuing Belinyu. Semua penumpang tewas, kecuali dua lelaki dan satu perempuan.Ketiga orang asing itu membuat perkampungan tersendiri di daerah Gunung Pelawan Belinyu. Legenda lain mengisahkan, Suku Lom merupakan keturunan lelaki dan perempuan yang muncul secara misterius dari Bukit Sumedang Belinyu setelah banjir besar surut.Sementara itu hasil wawancara penulis tahun 2009 lalu dengan salah satu Tokoh Dusun Mapur yang akrab disapa dengan Akek Belalang.
Beliau mengatakan ada dua versi tentang Suku Lom Air Abik & Mapur. Yang pertama Suku Lom berasal dari Sumatera Selatan kawasan Kerajaan Sriwijaya yang berkuasa abad ke 7 sampai abad ke 13. Mereka adalah disersi yang terancam akan dihukum mati oleh penguasa Sriwijaya. Pada masa itu di Kerajaan Sriwijaya dilanda penyakit kutukan semacam lepra. Bagi mereka yang terkena penyakit menular yang tak dapat disembuhkan itu dianggap bencana, maka untuk mengakhiri bencana itu dilakukan sweeping kepada mereka yang mengidap penyakit tersebut. Sebagian besar terkena hukuman mati , tanpa sempat melarikan diri. Dari sekian banyak yang terjaring sweeping itu, ada segelintir orang yang berhasil melarikan diri dengan berlabuh dari teluk Sriwijaya (kini aliran Sungai Musi) yang menghadap ke pantai barat Pulau Bangka.
Kelompok pelarian tadi, meninggalkan Pulau Andalas (Sumatera) menempuh perairan Selat Bangka, terus berlayar melewati Selat Berhala (antara ujung utara Pulau Bangka dengan Kepulauan Riau), hingga ke Laut Cina Selatan tepi utara pantai Tanjung Tuing Belinyu.Sampai suatu ketika disaat pelayaran itu. Kapal mereka dihantam badai dan ombak besar dan terdampar di Pantai Tanjung Tuing pesisir utara Belinyu sekarang. Lalu dari pantai tersebut, karena merasa belum aman mereka terus bergerak memasuki hingga ke pedalaman Desa Gunung Muda.Setelah merasa cukup aman. Para pelarian itu kemudian mendirikan tujuh buah bubung rumah panggung di daerah Air Abik sebagai perkampungan baru mereka. Inilah merupakan cikal bakal penduduk Air Abik Belinyu.Masih menurut Akek Belalang itu sendiri, bahwa bisa jadi orang pertama Air Abik berasal dari pelaut / pengembara Komunitas Vietnam yang terdampar di Tanjung Tuing. Agaknya dari hasil wawancara itu, sepertinya Akek Belalang lebih meyakini bahwa Suku Lom berasal dari pengembara Vietnam, sama halnya menurut analisa budayawan muda di Pangkalpinang Willy Siswanto di atas.
Secara umum, sejarah bisa dimaknai sebagai rekonstruksi masa lalu (Kuntowijoyo, 1995: 17), mengungkap cerita, peristiwa, atau tindakan manusia tertentu baik individual mau pun kolektif) dalam suatu masyarakat pada ruang dan waktu tertentu. Melalui sejarah dapat dimanifestasikan kehidupan sosial suatu komunitas atau kelompok” (Tjandrasasmita, 2006: 50).Dalam upaya penceritaannya, ada dua pandangan yang disinyalir telah membaur, yakni sebagai “peristiwa sebagaimana-ia-terjadi-sesungguhnya” dan sebagai “peristiwa-sebagaimana-ia-dimengerti”. Untuk bisa merekonstruksi sejarah, tidak bisa berangkat dari pemaknaan sejarah secara sempit (pandangan pertama), yakni hanya menceritakan “apa yang sesungguhnya terjadi” (Wie es eigentlich gewesen) dengan patokan teoritis dan / atau metodelogis tertentu (yang rigid), tetapi ”harus juga menggunakan suatu Imajinasi Sejarah yang Dinamis namun tetap “kritis ilmiah” (pandangan kedua). Sehubungan dengan asal-usul Suku Lom ini penulis mencoba dengan pandangan kedua seperti berikut ini.Penyebaran orang Melayu terjadi sekitar 1.500 tahun sebelum masehi (SM).
Mereka tersebar dari Asia Selatan ke Asia Tenggara, sebagaian diantara mereka tiba dan menetap di Kepulauan Nusantara.Dalam studi Prof.Kong Yuanzhi : Silang Budaya Tiongkok Indonesia (2005), penyebaran itu terdiri dari dua gelombang. Pertama, orang Melayu Tua (Proto Melayu), Negrito dan Wedda, yang masing-masing ras asli di Kepulauan Nusantara berbaur dengan atau terdesak ke daerah pinggiran oleh Melayu Tua tersebut. Kedua, yang disebut Melayu Muda (Deutro Melayu) sekitar 200 – 300 tahun SM. Melayu Muda ini membaur dengan Melayu Tua, atau mendesak sebagiannya ke daerah pinggiran. Keturunan kedua golongan yang berbaur itulah menjadi bagian utama bangsa Indonesia saat ini.Menurut buku Kepulauan Bangka Belitung : Semangat & Pesona Timah dan lada (2003), orang-orang Proto Melayu yang terdesak dan lari ke tepi-tepi laut dan pulau-pulau, yang kini dikenal sebagai Suku Laut.
Mereka yang lari kehutan-hutan dikenal sebagai orang-orang Talang Mamak, Sakai, dan Semang di Malaysia. Sedangkan Deutro Melayu merupakan asal mula suku Melayu saat ini yang dikenal sebagai orang Melayu Riau, yang mendiami Kepulauan Riau, termasuk Lingga, Pulau Singkep, Kepulauan Natuna, Anambas, Bengkalis, Rupat, Selat Panjang, Indragiri dan Kepulauan Bangka Belitung. Khususnya di Pulau Bangka kemungkinan mendarat pertama kali di Tanjung Tuing daerah Gunung Muda tepatnya di Air Abik , Kecamatan Belinyu saat ini. Tidak ada catatan sejarah yang menceritakan keberadaan suku lain sebelum suku Lom di Pulau Bangka.
Ceritanya masih panjang tapi mata dah mulai ngantuk nih jadi sekian dulu deh tapi masih ada nih ceritanya Bersambung.... “MISTERI MAGIS SUKU LOM”
Sumber :
1. Akek Blalang Sesepuh Desa Mapur -Belinyu2. Mang Arjoli, Pemangku Adat Riding Panjang -Belinyu3. Muallim Muhammad Muchtar Abdul Cholik, Tokoh Agama / Tokoh Masyarakat Belinyu (97 th).4. Mang Kiman, Petua Kampung Jintan-Belinyu.
Oleh : Rizaldy.SE. (Subbag. Informasi & Humas Kanwil Kemenag Babel)
http://babel.kemenag.go.id/index.php?a=artikel&id=16248
Ceritanya masih panjang tapi mata dah mulai ngantuk nih jadi sekian dulu deh tapi masih ada nih ceritanya Bersambung.... “MISTERI MAGIS SUKU LOM”
Sumber :
1. Akek Blalang Sesepuh Desa Mapur -Belinyu2. Mang Arjoli, Pemangku Adat Riding Panjang -Belinyu3. Muallim Muhammad Muchtar Abdul Cholik, Tokoh Agama / Tokoh Masyarakat Belinyu (97 th).4. Mang Kiman, Petua Kampung Jintan-Belinyu.
Oleh : Rizaldy.SE. (Subbag. Informasi & Humas Kanwil Kemenag Babel)
http://babel.kemenag.go.id/index.php?a=artikel&id=16248
Bagus, sangat informatif
BalasHapusterima kasih bro...
Hapusberita terbaru
BalasHapusberita bola
berita nasional
berita jadwal bola
berita sports
news berita
oke terima kasih infonya
Hapus