animasi-bergerak-tasmanian-devil-0015                                                                                                                          animasi-bergerak-tasmanian-devil-0015

Selasa, 20 Januari 2015

PULAU BANGKA DALAM SEJARAH ( Bagian I)

Pulau Bangka adalah sebuah pulau yang terletak di sebelah timur Sumatra, Indonesia dan termasuk dalam wilayah provinsi Kepulauan Bangka Belitung. Populasinya pada 2004 berjumlah 789.809 jiwa. Luas pulau Bangka ialah 11.693.54 km².
Konon menurut cerita orang-orang tua terdahulu, Bangka menurut bahasa sehari-hari masyarakat Bangka mengandung arti "sudah tua" atau "sangat tua", sehingga pulau Bangka dapat diartikan sebagai "pulau yang sudah tua". Bila merujuk pada kandungan bahan galian yang terdapat di daerah ini, pulau Bangka banyak mengandung bahan-bahan galian mineral yang tentunya terjadi dari proses alam yang berlaku berjuta-juta tahun. Salah satu contohnya adalah bahan galian timah, oleh karenanya masyarakat
menyebutnya dengan sebutan Pulau Bangka.
Pulau Bangka adalah pulau besar yang di kelilingi oleh banyak pulau-pulau kecil, menyimpan banyak cerita sejarah dan peradaban yang besar sejak zaman dahulu. Letaknya yang strategis dengan kekayaan alam yang melimpah sejak pertama kali mampu direkam oleh catatan sejarah membuktikan bahwa pulau Bangka adalah pulau yang bernilai historisitas tinggi.

Sebagai bagian dari sejarah yang besar, runtutan peristiwa yang pernah terjadi yang berkaitan dengan daerah ini juga menjadi perdebatan. Tidak saja perdebatan berkaitan dengan sejarah asal mula secara geografis, tetapi juga interaksi masyarakat didalamnya yang diperdebatkan oleh para peneliti dan tetua masyarakat didalamnya.
Salah satunya adalah sejarah tentang asala usul Kota Kapur. Ditemukannya bukti sejarah berupa prasasti Kota Kapur yang berangka tahun 686 Masehi memulai perdebatan tersebut secara ilmiah. Prasasti yang ditemukan di sungai menduk ( daerah Bangka Barat ) tersebut berisikan 240 kata berbahasa sansekerta ( Achmad Sahabuddin, dkk 2003 dalam buku Kepulauan Bangka Belitung ) yang berisi tentang peringatan kepada Masyarakat diwilayah Kerajaan Sriwijaya tentang larangan untuk melakukan pemberontakan. Peringatan tersebut jelas dibuat oleh penguasa kerajaan Sriwijaya pada masa itu sehingga diperkirakan bahwa pulau Bangka pada masa itu telah menjadi pusat aktivitas yang ramai.

Dalam Prasasti Kota Kapur, sama sekali tidak di sebutkan kata Bangka. Namun para ahli sejarah banyak menghubungkan Bahasa Sansekerta yang digunakan pada prasasti Kota Kapur dengan kata Vanca yang juga berasal dari bahasa Sansekerta yang berarti Timah ( pendapat Ibid ). Dengan melihat kandungan timah yang ada dipulau ini, maka penggunaan kata vanca yang kemudian mengalami perubahan kata menjadi Bangka tampaknya bisa diterima dengan nalar.
Versi lain menyebutkan bahwa kata Bangka berasal dari kata Bangkai ( Pendapat Mary F. Somers Heidhues 1992 dalam helbig ) yang menunjukkan bahwa Pulau Bangka adalah pulau tempat pembuangan bangkai pada masa penjajahan. Meski demikian, asal usul kata ini tidak memiliki bukti ilmiah sehingga analisis versi kota kapur diatas lebih bisa diterima oleh masyarakat kebanyakan.

Sebuah majalah pada tahun 1846 yang bernama Tijdschrift voor Nederlandsch Indie memuat tulisan bahwa daerah yang disebut Banca adalah pulau yang dulunya bernama Chinapata atau China-Batto (Chinapata diduga adalah daerah yang dulu pernah dilaporkan oleh seorang pelaut bernama Jans Huyghensvan Linschoteen pada tahun 1595 di Amsterdam ). Dulu daerah yang disebut Banca mencakup Palembang dan meluas ke arah Barat yag kemudian disebut Bangka hulu dan kemudian berubah dialeg menjadi Bengkulu sekarang ini. Ke arah Sumatra Timur, terdapat daerah yang bernama Bangka yang berhadapan dengan Bagan siapi api (ditulis oleh Sutedjo Sujitno dalam Sejarah Timah Indonesia, 1996 ). Meski demikian, keyakinan banyak orang tentang kemungkinan ini tidak nampak terlalu besar sehingga belakangan banyak orang yang bahkan tidak pernah mendengar cerita ini.
Dalam cerita asal usul pulau bangka ini, saudara Dhanu hand sebagai penulis juga mengambil beberapa referensi, yaitu Bangka pada masa Kerajaan Sriwijaya, Kerajaan Majapahit, kesultanan Palembang, Pulau Bangka dan Penjajah, serta Awal penambangan timah.
Berhubung mata sudah ngantuk jadi sekian dulu deh masih Bersambung.......Pulau Bangka Dalam Sejarah ( Bagian II )

DAFTAR PUSTAKA
“Ibrahim, Nirwana Sari dkk ( editor ), 2007, Koba dalam Historiografi”
“Achmad Sahabuddin, dkk ( editor ), 2003, Kepulauan Bangka Belitung”
“Heidhues, Mary F. Somers, ( editor ), 1992, Helbig”
“Sutedjo Sujitno, ( editor ), 1996, Sejarah Timah Indonesia”
“Fachir Haitami, dkk ( editor ), 2000, Sejarah hari jadi kota Sungailiat”
Sumber : http://seputararsip.blogspot.com/2011/08/pulau-bangka-dalam-sejarah.html

Selamat Datang Para Blogger, Silahkan Tulis Komentar Anda Yang Bisa Membangun Blog Ini Agar Tetap Hidup. Terima Kasih Atas Kunjungannya Ke Blog Sederhana Ini. Selamat Membaca Semoga Bermanfaat

Tidak ada komentar:

Posting Komentar