animasi-bergerak-tasmanian-devil-0015                                                                                                                          animasi-bergerak-tasmanian-devil-0015

Senin, 26 Januari 2015

Asal Muasal Suku Lom Air Abik & Mapur (Bagian 2)

Aku mau nyambung cerita artikel yang Bagian-1 selesai sekarang bagian yang ke-2. artikel ini memang enak untuk di baca di saat waktu senggang.
“MISTERI MAGIS SUKU LOM”Ada suatu kepercayaan yang masih dipegang teguh masyarakatnya hingga sekarang, bahwa tidak boleh menceritakan dan membuka rahasia kekuatan magis dan supranatural yang terdapat pada ratusan hektar hutan Air Abik. Ini merupakan sumpah warisan pada leluhurnya, bila melanggar akan mati muda. Karena itu kisah-kisah tentang Air Abik tidak pernah utuh.Rahasia dan kepercayaan tersebut adalah di tengah hutan suatu waktu muncul Rumah Bubung Tujuh , Pare Akik, Batu Kakap, Batu Gendang, dan Batu Sabak. Jika mereka melihat atau terganggunya salah satu diantara lima benda-benda tersebut, maka akan ada bencana menimpa manusia. Misalnya, pengrusakan hutan lingkungan Gunung Maras dan Gunung Pelawan Belinyu, yang berakibat pada terganggunya Batu Kakap (sebagai pengatur sumber air). Hal ini diyakini Komunitas Suku Lom bahwa Pulau Bangka bisa tenggelam.Bagi mereka kelima benda tadi memiliki kekuatan magis dan supranatural, karena itu mereka terus menjaga dan memelihara hutan tersebut. Ada keyakinan lain supaya tidak menebang sembarang pohon di hutan Air Abik. Apalagi jenis Pohon Pulih yang bermanfaat untuk obat dan Pohon Balik Angin yang diyakini Suku Lom sebagai penangkal angin topan.

“SOSIAL BUDAYA & KEAGAMAAN SUKU LOM MASA KINI”Mayoritas masyarakat Air Abik saat ini masih memegang keyakinan nenek moyang yang identik dengan animisme dan dinamisme dengan adat leluhur dipandang sebagai agama orang Air Abik / Suku Lom. Jangan heran bila kita temui pada KTP mereka keterangan agama dikosongkan atau hanya garis strip saja pada kolom agama. Meskipun ditulis Islam pada KTP, hanya sebagai formalitas saja. Dusun Air Abik yang masuk kedalam adiministratif Kecamatan Belinyu , tepatnya di bawah wilayah administratif Desa Definitif Gunung Muda setingkat kelurahan yang dipimpin seorang Kepala Desa (Kades).Atau lebih jelasnya di stasi wilayah tingkat Dusun di bawah kendali otonom seorang Kades, Air Abik saat ini dikepalai oleh seorang Kepala Dusun (Kadus) Air Abik bernama Tag Tui.Sampai saat ini Dusun Air Abik masih dipimpin seorang kadus tersebut.

Dusun Air Abik saat ini memiliki jumlah penduduk ± 800 jiwa yang terbagi kepada dua kelompok , yakni Suku Lom Dalam dan Suku Lom luar.Di Dusun Air Abik tidak ada etnis Tionghwa (Etnis China) dan kelenteng. Serta tidak ada suku pendatang lainnya, kecuali 100 % komunitas mereka sendiri.Di era bebas pertambangan timah saat ini. Warga Air Abik ada yang berfrofesi menambang timah dengan alat modern atau hanya dengan menggunakan tenaga saja yang disebut dengan melimbang.Khusus masalah lingkungan hutan yang ditetapkan pemerintah sebagai cagar alam. Masyarakat Air Abik sangat melindungi kawasan hutan mereka.Penambangan sangat dibatasi begitu pula perkebunan kelapa sawit milik pengusaha asing Malaysia PT. GPL (Gunung Pelawan Lestari) tak berhasil menembus keperawanan hutan Air Abik.Inilah sebuah kearifan lokal yang merupakan warisan nenek moyang mereka sejak berabad-abad lampau yang tetap terjaga hingga saat ini.Satu kekhususan mengenai lahan untuk usaha tambang dan berkebun / bertani di Air Abik.

Selain orang Air Abik atau orang Desa Gunung Muda dan orang Belinyu tidak diperkenankan menggarap lahan usaha tambang timah atau berkebun lada di dusun mereka itu. Suku Lom Air Abik agak bersikap welcome terhadap orang Belinyu yang dianggap saudara tuanya.Ada hal-hal yang merupakan aturan tak tertulis yang berlaku di Suku Lom Air Abik hingga saat ini. Semisal kita ingin minta tanaman tebu pada tuan rumah salah seorang warga Air Abik. Ketika tuan rumah mempersilahkan mengambil tebu yang kita inginkan. Janganlah kita buru-buru mengambil tanaman tebu di depan halaman muka rumah mereka. Sebab hal itu berarti Anda bersedia menikahi perawan atau bujang yang ada di rumah si empunya pohon tebu tadi. Jadi, maksudnya ambillah tebu yang berada di kebun yang berada diluar halaman rumah mereka.Satu hal lagi yang khas dan unik pada Suku Lom Air Abik yang hingga saat ini masih menjadi bagian ritual Suku Lom pada prosesi acara kematian salah seorang warganya.Pada prosesi kematian ini tentunya sangat berbeda dengan agama mana pun dan adat istiadat daerah lain di belahan Nusantara ini.

Prosesi kematian kaum tuanya, mayat dibungkus kulit kayu. Sebelum penguburan, direntang sebatang rotan, masing-masing ujungnya dipegang satu orang, orang ketiga berlari-lari mengitari mayat sambil membaca mantra, kemudian bergantian, begitu seterusnya. Keluar rumah menggotong mayat tidak melalui pintu, tetapi harus melalui dinding yang terpaksa dijebol terlebih dahulu. Seraya mengiring mayat ke pemakaman sambil memukul batok kelapa dengan ritme tertentu terdengar bunyi batok kelapa tok…tok…tok sembari melafalkan mantra / ucapan tertentu pula seperti ucapan serapah, diantaranya melafalkan adei urang beseak…... (bahasa Indonesia = ada orang besar). Mungkin yang dimaksud dengan lafal serapah di atas adalah kedatangan malaikat atau dalam kepercayaan mereka suatu roh leluhur yang mengiringi prosesi pemakaman tersebut.Pada satu kuburan terdapat empat buah nisan yang bentuknya berbeda-beda.Waktu pun terus berputar zaman pun berganti, ada pergeseran budaya dari tradisional kearah lebih modern. Suku lom pun saat ini mengalami hal tersebut, meski pun subtansi dari adat dan budaya mereka masih melekat sebagi citra orang atau suku terisolir.

Seperti yang ada saat ini sebagian orang Suku Lom telah ada yang menetap membuat pemukiman permanen membentuk suatu perkampungan di Dusun Air Abik, walau pun sebagian kecil masih memilih hidup berpindah-pindah di pedalaman hutan Air Abik dengan pakaian dan perumahan yang natural berasal dari alam.Pada mulanya Suku Lom hidup berkelompok ditengah hutan dan berpindah-pindah seiring pembukaan ladang baru. Aparat pemerintah kesulitan untuk pendataan penduduk asli Pulau Bangka ini. Barulah pada tahun 1973 pemerintah ORBA menggiatkan Proyek Perkampungan Masyarakat Terasing (PKMT) dengan membangun 75 rumah semi permanen dengan atap genteng dan dinding tembok dan papan di Dusun Air Abik tersebut. Rumah tersebut baru ditempati tahun 1977, dan sekarang telah menjadi kampung yang dihuni sekitar 200 an keluarga. Mereka inilah yang kemudian disebut , “Suku Lom Luar” karena telah hidup menetap dan menerima modernisasi sekaligus mudah untuk kita jumpai. Di Dusun Air Abik pada Suku Lom Luar ini telah dibangun pemerintah sebuah Musholla yang kelihatannya tak berfungsi sebagaimana mestinya.

Tidak jauh dari Musholla di ujung kampung berdiri pula sebuah gereja yang juga kelihatannya tak terurus.Diluar kampung itu, masih ada sekitar 40 an keluarga yang tetap memilih hidup di hutan dan berpindah-pindah yang mengandalkan hidup ladang berpindah, merekalah yang disebut “Suku Lom Dalam.” Mereka terdiri dari kelompok-kelompok kecil yang jaraknya berjauhan. Perumahan mereka berbahan kulit kayu dan beratap daun nipah. Mereka bisa sewaktu-waktu berpindah-pindah, bila ada orang luar atau sesuatu yang dianggap mereka asing masuk ke tengah hutan belantara. Kelompok ini cenderung bersembunyi, mungkin karakter sebagai kaum pelarian masih melekat pada diri mereka, yang membuat mereka bersikap seperti itu. Satu hal yang unik pada kelompok ini, pakaian seadanya hanya menutupi bagian tertentu dari bahan daun-daunan.Sangat jarang menggunakan bahan hasil teknologi seperti celana pendek.

Karena asumsi mereka sesuatu dari luar kelompok mereka itu tidak baik.Baik Suku Lom Luar mau pun Suku Lom Dalam memiliki sesepuh yang dianggap mempunyai kekuatan supranatural yang disebut Dukon Beseak ( Dukun Besar = bahasa Indonesia), yang masih ada saat ini diantaranya : Mang Sikat, Mang Saki, dll.Dikenal pula adanya Suku Lom yang mendiami Desa Mapur yang saat ini masuk wilayah administrasi Kecamatan Riau Silip.Menurut sejarahnya penduduk Desa Mapur berasal dari Dusun Air Abik. Mereka ini telah berbaur dan lebih terbuka ketimbang orang Air Abik.Desa Mapur saat ini masuk ke dalam wilayah administratif Kecamatan Riau Silip hanya berjarak ± 8 km dari Dusun Air Abik Kecamatan Belinyu. Di Desa Mapur tercatat sekarang terdapat ± 800 jiwa dengan adanya komposisi : Suku Lom, orang Tiong Hwa, dan suku pendatang dari Jawa dan Sumatra serta Flores. Di Desa Mapur ini telah ada Mesjid dan Mushollah yang sudah difungsikan sebagaimana mestinya , serta sekolah dasar yang diminati oleh warganya.
Selesai juga bacanya....Sekian dan terima kasih
Sumber: 1. Akek Blalang Sesepuh Desa Mapur -Belinyu2. Mang Arjoli, Pemangku Adat Riding Panjang -Belinyu3. Muallim Muhammad Muchtar Abdul Cholik, Tokoh Agama / Tokoh Masyarakat Belinyu (97 th).4. Mang Kiman, Petua Kampung Jintan-Belinyu

Oleh : Rizaldy.SE. (Subbag. Informasi & Humas Kanwil Kemenag Babel)
http://babel.kemenag.go.id/index.php?a=artikel&id=16248


Selamat Datang Para Blogger, Silahkan Tulis Komentar Anda Yang Bisa Membangun Blog Ini Agar Tetap Hidup. Terima Kasih Atas Kunjungannya Ke Blog Sederhana Ini. Selamat Membaca Semoga Bermanfaat

Tidak ada komentar:

Posting Komentar